teman apa teman

satu: tidak ada laki-laki.
dua: laki-laki yg boleh dikagumi hanyalah para personil soneta.
tiga: jika ada yg melanggar, maka akan dikucilkan dan dikeluarkan dr geng.

butir2 janji di atas, hanyalah karangan ekstrim saya yg menggambarkan semacam sebuah kesepakatan di dalam sebuah geng remaja saat ini. gambaran ini sering saya lihat di ftv atau sinetron remaja, yg tertonton oleh saya sembari ngemil atau bermain game di kamar. ada sebuah fenomena menarik yang saya temui, dan sempat saya alami di masa muda saya dahulu terkait janji di atas. apakah itu?

manusia diciptakan sebagai mahluk sosial, mereka perlu teman. di sekolah2 atau di kampus2, sering saya jumpai seonggok manusia-manusia, yg terdiri dari orang itu2 saja, atau bisa dibilang mereka itu satu geng, yg selalu bersama-sama. di kantin sama-sama, di mall sama-sama, ngerjain tugas sama-sama, nonton konser sama-sama. apa-apa sama mama, halah, maksudnya saya: apa-apa sama-sama. saat sedih dibagi bersama, saat senang pun tertawa bersama.

di beberapa ftv dan film yg saya lihat, kadang ada saat ketika salah satu anggota mempunyai kepentingan yg tidak sejalan dgn kepentingan geng. misal dari sisi jadwal, hari ini geng obamba (singkatan dari: oke bangeeet mbaak.. geng yg anggotanya nge-fans sama obama) ada agenda nonton konser soneta. nikara, salah satu anggota geng tersebut sebenarnya sudah ada rencana mau nyari2 buku ke kwitang. namun, krn ga enak dg teman2nya, akhirnya dia tetap pergi juga nonton konser soneta meskipun dia tidak terlalu suka soneta. malangnya lagi, saat sudah sampai di tempat konser, tenyata yg datang hannya 2 dari 5 anggota, 3 lainnya ternyata ada urusan mendadak, yg belakangan diketahui urusan mendadak itu adalah jalan dgn gebetan masing2.

kemudian, dari sisi gaya hidup, nikara sebenarnya dulu pakaiannya rapi dan sopan. namun semenjak teman2 satu gengnya terpengaruh gaya berpakaian dari eropa, nikara pun ikut2an memakai baju yg aneh2. padahal terkadang terbersit dalam hatinya, bahwa memakai pakaian seperti itu tidaklah nyaman, tapi rasa takut kehilangan sobat2 mengalahkan kata hatinya sendiri.

yg lebih parah lagi, dari sisi keyakinan. saat sedang having fun, nikara teringat sudah masuk waktu untuk beribadah. namun karena takut merusak mood yg sedang asik-asiknya dan ga enak dibilang sok alim, akhirnya nikara meninggalkan ibadahnya dan melanjutkan happy2 bersama teman. (psst, padahal temannya seagama loh).

persahabatan yg dulu terjalin dgn harapan bisa saling jaga, saling melindungi, saling berbagi, saling nasehat-menasehati dalam kebenaran, berubah menjadi saling menjerumuskan (biasanya tanpa disadari), saling membangga-banggakan dosa dan kesalahan yg sudah diperbuat, membocorkan aib orang, dll. ada juga prinsip: musuh teman adalah musuh saya, padahal belum jelas permasalahannya, belum tentu juga yg benar itu temannya. akhirnya berteman dalam keterpaksaan, kekhawatiran, ketidakenakan, supaya tidak ditinggalkan, tidak dikucilkan. pada awalnya memang berniat untuk ikut mewarnai, ternyata malah hanya terwarnai. you’re not colouring, you’re coloured. syukur2 kalau diwarnai dg warna yg bagus, bagaimana jika warna kegelapan, kesuraman, kesedihan, keputusasaan?

kejadian tersebut bukan hanya terjadi di film, tapi juga di kehidupan sebenarnya. saya sering melihat, bahkan mengalaminya. diajak melakukan hal bodoh oleh orang yg tidak kita kenal, lebih mudah ditolak daripada diajak melakukan hal bodoh oleh teman sendiri. akan tetapi, susah bukan berarti tidak bisa, ada banyak orang hebat yg telah sukses mencontohkannya untuk kita. diantaranya:

alsa, teman saya yg skrg menjadi tki di singapura pernah berkata begini: say no, or not now. kadang teman mengajak hura2, padahal kita masih ada kerjaan atau sudah mengagendakan untuk istirahat di kasur demi mengisi kembali tenaga yg sudah habis. itu dibutuhkan kekuatan yg sangat besar untuk menolaknya. jika tidak kuat untuk mengatakan “tidak” maka katakanlah, “tidak sekarang” sambil tersenyum. bgitu yg saya pahami dari kata2 alsa.

contoh bagus lainnya dari teman saya yg bernama ikhsan alias ixon. dia adalah drummer band punk terpintar di indonesia. saya pernah satu kali mendatangi penampilan band-nya, yg naudzubillah, asap rokok seperti sudah lebih banyak daripada oksigen. ciri khas atmospher pertunjukkan band jenis ini memang. yang saya salut, ixon tidak sedikitpun ikut2an merokok, krn dia tau merokok itu keji. dia membenci rokok, melebihi bencinya saya pada bubur dan keju. dia tetap berkarya di band itu, tanpa merokok, dan tidak dikucilkan apalagi dikeluarkan.

akhirnya, saya berpesan pada diri saya dan para pembaca sekalian, pandai2lah berteman. memang it’s worth it to feel accepted, tp tetap harus punya pendirian. jika teman kita berbuat positif, maka dukung dan ikutilah. jika berbuat negatif, maka nasehatilah, atau klo tidak bisa, ya jangan diikuti perbuatan yg negatif itu. tetap pergauli mereka dgn baik di dunia ini. kalo teman itu sudah benar2 keterlaluan, tidak bisa dinasehati, mengajak ke perbuatan yg jelek, dan ada kekhawatiran bahwa kita tidak bisa menolak ajakannya, maka ambillah jarak dgn mereka. berkumpullah dgn teman lain yg baik2.

seperti kata opik dlm tembang tombo ati aka obat hati:

obat hatii.. ada 5 perkaranyaa..
yg pertamaa bacaa qur’an dan maknanyaa..
yg keduaa, sholat malam dirikanlah..
yg ketiga berkumpullah dg orang sholeh..
yg keempat, perbanyaklah berpuasa.
yg kelima, dzikir malam perpanjanglah..